Selamat datang ke blog Simulasi Pemikiran. Jangan lupa tinggalkan jejak sahabat-sahabat semua. Terima kasih kerana sudi ziarah blog ini. Salam ukhwah.
Daisypath Anniversary tickers

Tuesday, August 4, 2009

Hati Seorang Ayah

Hati Seorang Ayah Suatu ketika, ada seorang anak perempuan yang
bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya
sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya
yang terbongkok-bongkok. Anak perempuan itu bertanya pada
ayahnya : "Ayah, mengapa wajah ayah kian berkerut-merut dengan badan
ayah yang kian hari kian membongkok ?" .Si ayah menjawab : "Sebab
ayah lelaki." Anak perempuan itu berkata sendirian : "saya tidak
mengerti".

Dengan kerut-kening kerana jawapan ayahnya membuatnya termenung rasa
kebingungan. Ayah hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anaknya
itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian si ayah
mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang lelaki."

Demikian bisik Si ayah, yang membuat anaknya itu bertambah
kebingungan. Kerana perasaan ingin tahu, kemudian si anak itu
mendapatkan ibunya lalu bertanya kepada ibunya : "Ibu, mengapa wajah
Ayah jadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian membongkok?Dan
sepertinya ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasasakit ?"
Ibunya menjawab : "Anakku, jika seorang lelaki yang benar-benar
bertanggungjawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya
itu jawapan si ibu.

Si anak itupun kemudian membesar dan menjadi dewasa, tetapi dia tetap
juga masih tercari-cari jawapan, mengapa wajah ayahnya yang tampan
menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi membongkok? Hingga pada
suatu malam, dia bermimpi. Di dalam impian itu seolah-olah dia
mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata
yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimah
sebagai jawapan rasa kebingungannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan lelaki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga
serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa
akan berusaha untuk menahan setiap hujungnya, agar keluarganya merasa
aman, teduh dan terlindung."

"Ku ciptakan bahunya yang kuat dan berotot untuk membanting-tulang
menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula
untuk melindungi seluruh keluarganya. Ku berikan kemahuan padanya agar
selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari titisan
keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak
terlantar, walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-
anaknya.Ku berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat
dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya
tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya
berbasah kuyup kedinginan dan kesejukan kerana tersiram hujan dan
dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya dicurahkan demi
keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang
menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya. "

"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta kesungguhan yang akan membuat
dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa
adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan
dan kesakitan kerapkali menyerangnya" . "Ku berikan perasaan cekal dan
gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi
keluarganya, didalam suasana dan situasi apapun juga, walaupun kerap
anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal
perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman
pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan
perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang
menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan
saling mengasihi sesama saudara."

"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan
pengertian dan kesedaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan
saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dikotak-katikkan
oleh anak-anaknya. " "Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya
untuk memberikan pengetahuan dan menyedarkan, bahawa isteri yang baik
adalah isteri yang setia terhadap suaminya, isteri yang baik adalah
isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi
perjalanan hidup baik suka mahupun duka, walaupun seringkali
kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan
kepada isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling
melengkapi serta saling menyayangi.Ku berikan kerutan diwajahnya agar
menjadi bukti, bahawa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya
fikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat
hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang terbongkok agar
dapat membuktikan, bahawa sebagai lelaki yang bertanggungjawab
terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat
tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi
kelanjutan hidup keluarganya. "

"Ku berikan kepada lelaki tanggungjawab penuh sebagai pemimpin
keluarga, sebagai tiang penyokong, agar dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh lelaki,
walaupun sebenarnya tanggungjawab ini adalah amanah di dunia dan
akhirat."

Sedarlah wahai hamba Allah yang bernama lelaki, tugasan dan
tanggungjawabmu bukan hanya kepada Allah dan agamu sahaja,
tp meliputi segala-galanya....renung-renungkanlah...

Wallahu'alam...

No comments:

Post a Comment